Rabu, 04 Desember 2013

pemeriksaan transmisi

1. Periksa poros output dan luncuran dalam.

a) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens poros
output. Ketebalan minimum 4,90 mm (0,1929 in).


b) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens  luncuran dalam. Ketebalan minimum 3,9 mm (0,1535 in).


c) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan jurnal poros output.
Roda gigi-2 : Minimum 38,415 mm (1,5124 in) 
Roda gigi—3 1 Minimum 38,415 mm (1,5124 in)


d) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam. Diameter minimum 36,98 (1,4559 in).


2. Menggunakan gauge, ukur keolengan poros output.
keolengan,11 maksimum 0,06 mm (0,0024 in).


Periksa celah oli roda gigi-1, menggunakan dial gauge, ukur
contoh oli antara gigi dan lumcuran daiam, dengan bantalan
rol jarum terpasang
Celah standar : 2 0,009 ·- 0,064 mm (0,0004 - 0,0025 in)
Celah maksimum : 0,064 mm (0,0025 in)
Bila celah oli melampaui maksimum, gantilah roda gigi, luncuran
dalam atau bantalan rol jarum.


3. Periksa celah oli roda gigi-2 dan 3, menggunakan dial gauge
ukur celah oli antara roda gigi dan poros dengan bantalan roda jarum terpasang.
Celah Standar : 0,06 - 0,11 min (0,00211 - 0,0043  in)
Celah maksimum : 0,11 mm (0,0043 in)
Bila celah oli melampaui nilai maksimum, gantilah roda  gigi atau poros output. 



4. Periksa ring synchmesh.
a) Putar dan tekan ring synchromesh untuk mengetahui
kemampuan pengeremmannya.


   
b) Ukur celah di antara, ring synchromesh dengan roda gigi.
Celah standar : 1,0 - 2,0 mm (0,039 - 0,079 iv)
Celah maksimum : 0,8 mm (0,031 in)
Bila celah kurang dari limit, gantilah Ping synchromesh  



5, Ukur celah antara garpu pemlndah dan hub sleeve, menggunakan feeler gauge, ukur celah antara hub sleeve dan garpu pemindah.
Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila celah melampaui nilal
limit, ganti garpu pemindah atau hub sleeve.
 


6. Bila perlu, ganti bantalan pores input.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.

b) Menggunakan hidlrolik pres, lepas bantalan






c) Menggunakan hidrolik pres, pasang bantalan yang 
baru. SST 09506 - 30012.




















d) Pilih snap ring untuk mandapatkan celah aksial minimum dan pasangan pada poros.








7. Bila perlu, ganti bantalan belakang poms output.
a) Menggunakan tang snap ring dan SST, kembangkan snap ring bantalan dan tekan bantalan masuk. SST 09710 - 30020 (09710 - 03020, 09710 - 03110).









b) Pasang penahan oli dan snap ring pada penahan bantalan.
c) Menggunakan tang snap ring dan SST, kembangkan snap ring bantalan dan tekan bantalan yang baru masuk. SST 09506-300l2 dan 09710-30020.
d) Ukur ketebalan aksial antara snap ring dengan penahan bantalan. Celah standar 0 - 0,1 mm (0 · 0,004 in)






c) Bila perlu, pilih Snap ring untuk mendapatkan kebebasan
aksial yang benar dan pasangkan pada penahan bantal  
Ketebalan snap ring:


8. Bila perlu, ganti perapat oli.
a) Menggunakan obeng, ungkit perapat oli keluar.










b) Menggunakan SST, tekan perapat oli yang baru masuk
Kedalaman perapat oli 10,3 - 11,1 (0,406 - 0,437 in). SST 09506 -35010.






9. Bila perlu, ganti perapat oli roda gigi gerak speedometer.
a) Menggunakan SST, tarik perapat oli keluar. SST 09921 - 00010








b) Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09201 —- 60011. Kedalaman perapat oli 20 mm.






10. Bila perlu, ganti perapat oli.
a) Menggunakan obeng, ungkit perapat oli keluar,
b) Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09304 -12012.






11. Bila perlu, ganti perapat oli dan bushing.
a) Menggunakan SST, lepas perapat keluar. SST 09308 - 00010 atau 09308 - 10010 dengan poros output terpasang
b) Panaskan ujung extension housing pada temperatur 100°C (176° — 212° F) d1 dalam pemanas oli

c) Menggunakan SST, lepas bushing dan pasang bushing 
baru. SST 09307 — 30010. 



c) Menggunakan SST, pasang perapat yang baru. SST  09307 - 30010.

tune up mobil

LANGKAH-LANGKAH TUNE UP

Senin, 02 Mei 2011

Tune Up merupakan kegiatan mengembalikan kondisi mesin kekeadaan normal yang meliputi beberapa sistem diantaranya :
a. sisterm pendingin
b. sistem pelumasan
c. sistem bahan bakar
d. sistem pengapian
e. pemeriksaan baterai
f. pengencangan baut kepala silinder

g. pemeriksaan sirkulasi air atau radiator
h. sudut dwel
i. penyetelan ignition timming




DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :

A. SISTEM PENDINGIN.

pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Kekencangan tali kipas
Periksa kipas kemungkinan terjadi keretakan lalu periksa kekencangan tali kipas menggunakan tension belt gauge (tekanan = 125 +- 25)







2. Tekanan radiator
buka tutup radiator lalu pasang RADIATOR CUP TESTER dengan RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada radiator

3. Tekanan tutup radiator
pasang RADIATOR CUP TESTER dengan TUTUP RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran pada tutup radiator




B. SISTEM PELUMASAN

pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Pemeriksaan kuantitas oli
Angkat dipstik dari tempatnya kemudian lap permukaan diptsik dengan kain, kemudian masukkan lagi dipstik ke lubang oli, lalu angkat kembali dan periksa secara visual VOLUME OLI ( diantara H dan L)




2. Pemeriksaan kualitas oli
Pada waktu yang bersamaan periksa kualitas oli dengan cara teteskan setetes oli ke tangan kemudian gesek-gesek oli dengan tangan yang lain dan amati perubahan warna oli (warna harus hitam pekat)



C. SISTEM BAHAN BAKAR




Pemeriksaan ini dibagi atas :

1. Pemeriksaan saringan bahan bakar




Lepas saringan bahan bakar dengan cara melepas baut kleman lalu ambil saringan dan bersihkan dengan KOMPRESOR dari lubang EX=>IN=>EX


2. Pemeriksaan saringan udara




Lepas saringan udara dengan cara melepas baut kupu lalu ambil elemen saringan udara dan bersihka dari bagian dalam => bagian luar =>dan bagian dalam




D. SISTEM PENGAPIAN ( DENGAN INTERNAL RESISTOR )

pemeriksaan COIL dibagi atas :
1. Pemeriksaan tahanan primer
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada OHM lalu pasang positif multi pada positif coil, begitu pula negatifnya



2. Pemeriksaan tahanan sekunder
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada KILO-OHM lalu pasang positif multi pada positif coil dan negatif multi pada sekundary coil











E. PERIKSAAN BATERAI ATAU ACCU



Pemeriksaan baterai dibagi atas :

1. Berat jenis baterai
Ambil baterai lalu buka tutup baterai kemudian periksa berat jenis pada tiap-tiap sel dengan HIDROMETER (1,25-1,27 kg/l)

2. Tutup baterai
periksa secara visual ventilasi tutup baterai dari kemungkinan tersumbat, bila perlu bersihkan dengan kompresor

3. Tegangan baterai
kalibrasi multitester pada 50 DCV kemudian periksa tegangan dengan multi

4. Kondisi terminal
periksa secara visual keadaan terminal baterai dari kemungkinan korosi atau terbakar

5. Kotak baterai
periksa secara visual keadaan kotak baterai dari kemungkianan retak

6. Volume baterai
periksa secara visual VOLUME ELEKTROLIT baterai (antara upper dan lowert level)


F. PENGENCANGAN BAUT KEPALA SILINDER





Buka tutup kepala silinder lalu kencangkan baut kepala silinder dengan kunci moment dengan urutan yang benar kemudian tutup kembali








G. PEMERIKSAAN SIRKULASI AIR RADIATOR



langkah berikut dengan cara bika tutup radiator kemudian lihat secara visual air dengan menekan LENGAN GAS pada KARBURATOR. jika sirkulasi baik tutup kembali tutup radiator pada radiator.





H. SUDUT DWELL




Nyelakan mesin pada temperatur kerjanya pasang kabel merah tune up tester pada positif baterai , dan hitam pada negatif baterai, kemudian kabel hijau pada kondensor, serta kabel pick up pada kabel busi nomer 1 kemudian stel saklar pada dwell lalu baca hasilnya (sudut dwell = 52 +- 2)



I. PENYETELAN IGNITION TIMMING

Ambil lampu timming kemudian arahkan pada puli jika timming tidak tepat atau tidak pas maka stel dengan cara menggeser DISTRIBUTOR

komponen AC mobil

KOMPONEN KOMPONEN AC MOBIL TERBAGI MENJADI 2 BAGIAN YAITU 
  1. KOMPONEN MEKANIKAL 
  2. KOMPONEN ELEKRIKAL 
1.KOMPONEN MEKANIKAL :
TATA LETAK KOMPONEN AC MOBIL
Komponen mekanikal ac mobil terdiri dari :
  • Kompresor  / A 
  • Kondensor / B 
  • Filter Drier / C
  • HPS { high pressure switch} / dipasang dipipa antara c dan d
  • Expansion valve / D
  • Evaporator / E
  • Selang dan pipa 
semua komponen diatas dihubungkan dengan selang selang dan pipa yaitu 
  1. Selang ukuran 5/8 '' menghubungkan antara evaporator E dan kompresor A. 
  2. Selang ukuran 1/2 '' menghubungkan antara kompresor A dan kondensor B
  3. Selang ukuran 3/8 '' menghubungkan antara kondensor B dan filter drier  C
  4. Selang ukuran 3/8 '' menghubungkan antara filter drier C dan evaporator E
2. KOMPONEN ELEKTRIKAL 
  1. Magnetic clucth
  2. Motor fan dan relay 
  3. Molor blower 
  4. wenstand 
  5. switch indax atau saklar speed angin 
  6. Termostat /termistor 
  7. Amplifier ac 
NAMA - FUNGSI KOMPONEN MEKANIKAL AC MOBIL

1. KOMPRESOR 

Fungsi kompresor  :  menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi cairan  yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi. 
2. KONDENSOR  
 
Fungsi kondensor :  
Membuang suhu panas hasil dari pemampatan gas refrigerant yang menjadi tinggi suhu dan tekanannya dari kompresor sehingga merubah refrigerant dari gas menjadi cair
3. FILTER DRIER
macam macam dan jenis filter drier
sering orang menyebut botol / drier yang terkadang orang mengira tabung ini tempatnya freon ( dan ini salah kaprah) filter drier adalah tabung untuk menampung  sementara freon cair sebelum disalurkan ke evaporator ,dan kenapa disebut filter drier ,dikarenakan part ini didalamnya terdapat dua bagian yaitu filter kasa dan silika gel ( penyerap air) dan juga mempunyai fungsi ganda yaitu pertama untuk menyaring kotoran dan partikel halus dalam system dan juga berfungsi untuk menyerap kandungan uap air yang ada dalam freon 

4.HPS - LPS / HIGH-LOW PRESSURE SWICTH
  fungsi : HPS ; high presssure swicth / mengamankan komponen komponen ac mobil pada saat tekanan ac melampaui batas maximal ( diatas 450 psi ) dengan cara menghentikan aliran setrum yang ke kompresor sehingga kompresor berhenti bekerja .tekanan terlalu tinggi biasanya diakibatkan oleh 
  • fan motor ac mati
  • freon kepenuhan
  • ada komponen yang mampet
LPS :LOW PRESSUER SWIT / mengamankan dan mencegah rusaknya kompresor saat freon kosong ,pada saat terjadi kebocoran maka tekanan freon akan menurun dan pada tekanan dibawah 25 psi maka lps akan memutuskan aliran setrum ke kompresor ,
fungsi lps dan hps terdapat dalam satu komponen spare part bernama pressure swicth

5. EKSPANSI VALVE

fungsi expansi valve
mengabutkan freon ke dalam evaporator sehingga mudah menguap dan dinginya terserap dalam kisi kisi evaporator yang nantinya akan ditiup angin blower ke alam kabin ,juga berfungsi untuk mengatur banyaknya jumlah freon yang dialirkan ke dalam evap sesuai dengan yang dibutuhkan ( hal ini tergantung dari beban pendinginan dalam kabin dan ini diatur oleh capilary tube dibagian  ekspansi) 

6.  EVAPORATOR


Fungsi evaporator
 Merupakan hasil akhir dari semua proses kerja semua komponen ac mobil ,ditempat ini lah dingin dihasilkan dan diserap oleh kisi kisi evaporator yang kemudian di tiup oleh udara motor blower ke seluruh ruangan kabin . untuk evaporator genuine denso mempunyai tiga macam dan tipe evap yaitu =
  • tipe plate fin - untuk evap universal ( lihat pic )
  • tipe corrugate fin - evap sirip lebar 
  • tipe drop cup - evap sirip rapet 
Untuk tipe drop cup /sirip rapet mempunyai banyak keunggulan yaitu
  • kontruksi lebih kuat dan kokoh 
  • penyerapan dingin lebih merata sehingga pasti  dingin nya lebih nggigit
  • aliran freon bergerak dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan mangikuti alur pipa capiler evap
  • untuk mobil mobil keluaran terbaru diatas th 2000 sudah memakai tipe ini 
kekurangannya yaitu :
  • harga lebih mahal
  • bila bocor  susah dilas
7.SELANG SELANG DAN PIPA PIPA 
Adalah penghubung dan penghantar tekanan freon keseluruh bagian komponen ac mobil ,selang dibuat dari bahan karet syntetis yang dirancang tahan terhadap tekanan /suhu tinggi dan tahan terhadap kandungan kimia dari refrigerant dan pipa ac terbuat dari bahan  : aluminium atau tembaga atau juga ada yang terbuat dari besi 

NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN ELEKTRIKAL 
  1. Magnetic clucth
  2. Motor fan dan relay 
  3. Molor blower 
  4. wenstand 
  5. switch indax atau saklar speed angin 
  6. Termostat /termistor 
  7. Amplifier ac 

Selasa, 03 Desember 2013

motor starter

DINAMO STARTER / MOTOR STARTER
Dua dinamo ini memiliki peran yang bertolak belakang di dalam mesin. Bila alternator (dinamo ampere) menghasilkan listrik dari putaran mesin, dinamo starter berfungsi sebaliknya, yakni menggunakan listrik untuk memutar mesin di saat start.
Esensi utama motor starter adalah sebagai unit yang memutar gigi flywheel  untuk menghidupkan mesin.
Komponen yang ada pada Dinamo stater
Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
  • Kunci kontak (ignition switch)
  • Fuse ( fusibel link )
  • Kabel penghubung
  • Baterai
  • Motor Starter
1.   Kunci Kontak :
Kelistrikan otomotif pada Mobil menggunakan kunci kontak ( Ignition Swtch ) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga ( baterai )
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi :
·         Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
·         ACC : Terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan acecoris
·         ON / IG : Terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
·         START : untuk Start
2.   Sekering (Fuse) :

Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.

3.   Baterai :

Baterai berfungsi sebagai sumber arus DC (Searah) untuk semua sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagi sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40 – 70 AH Baterai mempunyai 2 kutub yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau mas diberi kode 31.

4.   Kabel :

Kabel adalah konduktor yang dibungkus isolator dan berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil, kabel dibedakan ukuran diameternya menurut penggunaanya. Kabel kecil digunakan untuk arus kecil dan kabel besar diguanakan untuk arus yang besar. Untuk penghubung pada sistem starter digunakan kabel yang cukup besar karena perlu arus yang besar.

5.   Motor Starter:

Esensi utama motor starter adalah sebagai unit yang memutar gigi flywheel  untuk menghidupkan mesin.

Komponen utama yang ada pada motor starter di tunjukan pada gambar di bawah ini:

1.      Pengungkit Gigi Motor Starter
Komponen ini bentuknya sangat sederhana dan seperti pengungkit biasa, namun dilengkapi dengan per besar sebagai damper pendorong gigi starter. Pengungkit ini bertugas mendorong gigi starter agar gigi motor starter dapat bertemu dengan gigi roda gila dan selanjutnya dapat memutar mesin.

2.      Bodi motor Starter
Komponen ini berfungsi sebagai rumah motor starter. Pada bagian dalam bodi ini juga terdapat gulungan/kumparan yang memberikan efek medan magnet dengan kekuatan yang cukup untuk memutar mesin. Medan magnet yang dihasilkan bodi starter selalu berlawanan dengan medan magnet yang dikeluarkan oleh poros motor starter, maka terjadilah gaya putar poros motor starter. Gaya putar inilah yang membuat motor starter ini mampu menggerakan atau memutar mesin.
3.      Poros Motor Starter
Komponen ini adalah komponen utama dari sebuah motor starter. Dari poros inilah mesin dapat diputar/dihidupkan. Pada poros motor starter terdapat beberapa komponen sebagai berikut :

- Elemen kontak, berfungsi sebagai kontak listrik agar arus listrik bisa mengalir kedalam gulungan motor starter menjadi magnet yang sangat kuat dan cukup kuat untuk menggerakan mesin.

- Gulungan motor starter, Gulungan ini berfungsi memberikan efek medan magnet untuk bisa menggerakan poros motor starter dengan kekuatan yang cukup untuk menggerakan atau memutar mesin.

- Pendorong gigi starter, bertugas memberikan efek 'kopling' motor starter, sehingga gaya putar motor starter bisa diteruskan ke mesin.
Pemeriksaan MOTOR STARTER Kendaraan

meliputi :

1. Pemeriksaan Komutator atau Poros Motor Starter, meliputi :

    a. Pemeriksaan kebersihan dari komutator
        jika kotor bersihkan dengan amplas ukuran # 400
    b. Run Out
        jika keolengan melebihi 0,05 mm ratakan dengan mesin bubut
    c. Kedalaman alur
        jika kedalaman alur kurang dari 0,2 mm perbaiki dengan mata gergaji

2. Armature coil, meliputi :

    a. Kontinuitas kumparan
        kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
        catatan: pada ujung kumparan yang berhubungan langsung dengan sikat atau brush
        biasanya kotor di akibatkan oleh debu yang terlalu lama sehingga menjadi kerak
        ataupun oleh minyak hal ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran arus listrik
        yang berakibat tidak berputarnya motor stater.
        Cara perbaikannya: cukup di bersihkan saja memakai ampelas yang halus untuk
        membersihkan kotoran ataupun minyak yang menempel pada ujung kumparan.
      
    b. Ground test
        kondisi baik bila tidak ada kontinuitas
  
3. Field coil, meliputi :

    a. Periksa kontinuitas srikuit field coil
        kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
    b. Ground test, baik bila tidak ada kontinuitas

4. Sikat, meliputi :

    bila panjang sikat kurang dari 8,0 mm maka sikat harus diganti

5. Pemegang sikat

     pastikan pemegang sikat (+) dengan (-) tidak ada kontinuitas

6.  Magnetic switch

    a. Kembalinya plunyer
  kondisi baik bila plunyer ditekan segera kembali
    b. Pull in coil test
        periksa hubungan antara terminal 50 dengan C.kondisi baik bila ada kontinuitas.
    c. Hold in coil test
        periksa hubungan antara terminal 50 dan body. jika ada kontinuitas berarti Baik

7. Pemeriksaan tanpa beban
     Jika pemeriksaan awal dari 1 sampai 6 telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji  tanpa beban. Maksudnya disini adalah pemeriksaan motor starter tanpa dipasang pada kendaraan adapun pemeriksaan ini dilakukan dengan:
a.       Menghubungkan terminal negatif batrai dengan body motor starter
b.      Menghubungkan terminal positif batrai dengan terminal 30 motor starter (biasanya baut terminal 30 lebih panjang dibanding dengan baut terminal C)
c.       Sebagai gantinya kunci kontak maka hubungkan terminal 30 dengan terminal 50.
d.      Ketika terminal 30 dihubungkan dengan terminal 50 maka pada plunyer akan terlempar dilanjutkan dengan berputar.
Apabila kondisi ini kita jumpai pada saat pemeriksaan akhir motor starter maka dapat disimpulkan motor starter dalam kondisi baik

sistem pengisian

!........Sistem Pengisian .......! A. Kegunaan Sistem Pengisian Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati. Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah hidup. Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar bateraitetap terisi penuh. Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya : 1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat mesin hidup, 2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap pakai. diagram fungsi sistem pengisian Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika berlebihan menyebabkan baterai "tekor“. 2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt. 3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban alternator. 4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem sekecil muingkin. B. Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan Sistem pengisian memiliki beberapa komponen utama, antara lain 1. Kunci kontak Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Read more Read more........ 2. Baterai Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Read more Read more........ 3. Lampu CHG Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati. Read more Read more........ 4. Alternator Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi baterai. Read more Read more........ 5. Regulator Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan beban. Jadi regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F Alternator. Read more Read more........ C. Rangkaian Sistem Pengisian Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan regulator konvensional : Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.